Lasem, 26 Juni 2025– Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hidayat Lasem menggelar asesmen lapangan akreditasi untuk pertama kalinya sejak berdiri pada tahun 2020. Kegiatan bersejarah ini berlangsung di lantai 1 Gedung STAILA, dan menjadi tonggak penting dalam upaya peningkatan mutu kelembagaan.

Acara akreditasi ini diawali dengan pertunjukan barongsai sebagai simbol semangat dan kekuatan untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa depan. Kehadiran seni budaya tersebut memberikan nuansa meriah sekaligus memperlihatkan keterbukaan kampus terhadap kearifan lokal.

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Yayasan Al-Hidayat Lasem, Ketua STAI Al-Hidayat Lasem, serta dua asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), yakni Dr. Nurhayati, M.Pd.I dan Prof. Dr. Sri Nurhayati

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian kampus yang telah memasuki tahap akreditasi meskipun usianya masih lima tahun. Ia juga mengapresiasi dedikasi seluruh civitas akademika yang telah bekerja keras menyiapkan seluruh kebutuhan asesmen.

Ketua STAI Al-Hidayat Lasem menyampaikan bahwa proses akreditasi ini merupakan langkah awal untuk terus meningkatkan mutu pendidikan tinggi Islam yang unggul, moderat, dan berkarakter. “Akreditasi ini bukanlah akhir, tetapi awal dari proses panjang menuju kampus yang lebih baik dan berdaya saing,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sesi pembukaan, para asesor menyampaikan apresiasi terhadap kesiapan institusi dan memberikan arahan terkait pentingnya tata kelola, visi keilmuan, serta budaya akademik yang terus dikembangkan secara berkelanjutan.

Kegiatan asesmen berlangsung selama dua hari dan diisi dengan verifikasi dokumen, wawancara dengan unsur pimpinan, dosen, mahasiswa, alumni, hingga mitra kerja. Suasana hangat dan kolaboratif terasa sepanjang kegiatan, diwarnai antusiasme seluruh peserta dan semangat kekeluargaan.

Dengan terselenggaranya asesmen ini, diharapkan STAI Al-Hidayat Lasem dapat memperoleh hasil terbaik dan semakin meningkatkan kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di kawasan pantura Jawa Tengah.